الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده
اللهم صل على سيدنا محمد عبدك
ورسولك النبي الأمي
وعلى آله وصحبه وسلم
- Selawat Ummi
اللهم أنت ربي لا إله إلا أ نت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar
الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته
Ku berjalan jauh dalam rantauan pemikiranku
Menyusuri kembali rangkaian-rangkaian peristiwa
Hitam kelam, putih benderang, silih berganti bermain dalam fikiran
Sedikit demi sedikit bersatu dengan hati
Menyelami kedasar... kembali... ke awal suatu hakikat...
Telah KAU Ciptakan ya ALLAH Seorang anak manusia yang suci dan mulia Yang karenanya, KAU Ciptakan dunia beserta isinya Yang menuntun ummat ini dari hitamnya kegelapan Menuju titian yang lurus Yang senantiasa dilingkupi cahaya nan terang...
Dialah hamba tercinta, sang Penghias mata-mata
Yang dilingkupi dan diselimuti sinarnya nan indah
Yang menerangi hati dan dunia
Yang dicintai dan mencintai
Sosok panutan yang sempurna, insan yang kamil
Sang penunjuk jalan, menuju Keridhaan ILlahi ...
Keutamaannya telah KAU Tampakkan Dengan kelahirannya yang KAU Agungkan Sebuah pertanda kesempurnaan.... Gemuruh langit dan bumi berguncang Bersahutan lantunan tasbih penghuninya Suatu ungkapan kegembiraan dalam syahdu Puji-pujian atas Kemuliaan ALLAH Atas Rahmat dan KaruniaNYA. Perayaan atas ungkapan syukur yang tak terukur Saat itu bagaikan terbitnya mentari dipagi hari Sembulat sinarnya bak senyuman damai nan hangat yang menggantikan kegelapan Menyapa seluruh penghuni alam raya... Cahayanya menerangi seluruh dunia...
Dialah manusia yang semasa kecilnya telah KAU Muliakan
Melalui perantaraan dua MalaikatMU, KAU Bersihkan hatinya
Dialah anak yang telah menjadi Yatim Piatu semasa kecilnya
Seorang yang hidup dalam asuhan kasih sayang Kakek dan Pamannya
Kakek dan Paman yang teramat mengasihi dan menyayanginya.
"Alam yajidka yatimann fa a waa?
Wa wa jada ka dhaa lann fahada
Wa wa jada ka `aa ilann faaghna"
"Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu
Lalu DiadakanNYA orang yang akan melindungimu?
Dan Menemukan kau kehilangan pedoman,
lalu DitunjukkanNYA jalan itu
Dan Dia Mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan,
Lalu Dia Memberikan kecukupan." (Qur`an, 93 : 6-8)
Shalawat serta Salam semoga tercurah kepadanya
Insan mulia yang namanya terukir indah
pada `Arsy berdamping dengan Nama ALLAH...
Dialah manusia, sang Penghulu para Nabi Yang telah menampakkan keNabiannya dalam usia belia Ditandai dengan kebesaran jiwa dan kecerdasannya Suatu penisbatan dari ALLAH atas risalah yang akan dibawanya. Dialah Al-Amin, manusia terpercaya Sesosok manusia yang terjaga hati dan pikirannya Dari seluruh nikmat dan tipu daya dunia yang melenakan jiwa Kenikmatannya adalah merenungkan alam dan keindahannya Penelusuran dalam yang menghujam batin nurani, Menembus lapisan langit... menuju Sang RABBi... Shalawat serta Salam semoga tercurah kepadanya Yang dengan tuntunannya, manusia diletakkan dalam kemurahan Ampunan ILlahi...
Dialah manusia yang sangat... sangat beradab
Makhluk dengan perasaan yang teramat mulia
Manusia dengan watak yang teramat halus
Insan yang memiliki budi pekerti yang luhur
Yang tutur kata dan pandangannya menembus kalbu,
Mengundang segala kecintaan dan penghormatan
Shalawat serta Salam semoga tercurah kepadanya...
Dialah manusia yang sederhana, walaupun hidup dalam kemewahan Dialah manusia yang berjiwa besar, walaupun hidup dalam kemiskinan Dialah manusia yang bijaksana, dalam menyikapi hidup dan kehidupan...
Sesaat kemudian di Gua Hira...
Dalam perjalanan ruhaninya mencari arti ma`rifat....
Dalam keheningan dan kesucian jiwanya menembus tabir semua rahasia...
Pembukaan hijab Islam dari ALLAH `Azza wa Jalla
Saat-saat datangnya kebenaran.
Kebenaran akan ALLAH, Al-Khalik, Pencipta dan Pemelihara semesta alam.
Inilah saat-saat turunnya wahyu pertama
"Iqra !
Bismirabbikalladzi khalaq.
Khalaqal insana min `Alaq.
Iqra wa rabbukal Akram.
Alladzi `Allama bil Qalam.
`Allamal insana maa lam ya`lam"
Wahai seluruh penghuni alam raya... Menangislah.... tersenyumlah............ Rayakanlah kabar gembira ini... Gerbang manusia menuju Shirat Al-Mustaqim Bershalawatlah.... bershalawatlah... Juga atas Khadijah Al-Kubra istrinya Penghibur hati dan penenang kalbu... Wanita pertama pengiman keRasulan Muhammad Ya RABB, Limpahkanlah Rahmatmu atasnya...
Ya ALLAH, Ya RABBi.....
Telah KAU Berikan teman hidup yang senantiasa mendampinginya dengan tulus
Telah KAU Berikan kekuatan kepadanya dengan keyakinan dari Wahyu-MU
Yang menjawab seluruh keraguan,
Yang menepiskan seluruh kecemasan
Yang mengubur segala keragu-raguan
Dialah yang menumbuhkan bunga-bunga keTauhidan
Dalam taman kelam lagi gersang
Dialah yang menyinari gelapnya dinding-dinding hati
Dalam jiwa-jiwa yang keras lagi ingkar
Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada Muhammad
Yang dengan syafa`at darinya, Limpahan Keridhaan ALLAH...
Dialah manusia mulia, Kekasih RABB ku Yang dengan kemurnian akhlaknya berbuat kebaikan kepada yatim piatu Yang dengan kemurnian akhlaknya membersihkan jiwa dari kejahiliahan Yang dengan kemurnian akhlaknya berderma kepada yang membutuhkan Yang dengan kemurnian akhlaknya menyejukkan jiwa-jiwa yang dahaga Yang dengan kemurnian akhlaknya merendah dan bersujud kepada ALLAH Yang dengan kemurnian akhlaknya bersabar atas segala cobaan...
Jalan dakwahnya yang lembut, penuh dengan keteladanan
Penuh dengan bakti dan kasih sayang
Ditebarkannya benih-benih kenikmatan dunia dan akhirat
Hidangan maha lezat yang terbalas dengan cacian dan umpatan
Sehingga beratnya beban dalam perjalan, tak lagi ia rasakan
Onak dan duri yang bertebaran, ditapaki dengan senyuman
Hujaman, cercaan dan makian diterimanya dengan keikhlasan
Dialah manusia yang tak pernah tersaksikan berdusta
Ya RABB, Limpahkanlah Kasih dan SayangMU kepada Muhammad
Shalawat, Salam, dan Berkah ALLAH semoga tercurah kepada Muhammad...
Telah terpatri kebenaran dari ALLAH didalam dadanya Yang dengan kebenaran itu, roda perjuangan terus berputar Sesuai tuntunan dan kaidah-kaidah kebaikan Yang dengan kebenaran itu, tonggak keyakinan berdiri kukuh Tak tergantikan walaupun berimbalkan Bulan dan Matahari Kesahajaan dirinya merupakan wujud kesempurnaan wahyu ILlahiah Wujud keteguhan akidah dan keimanan...... "HasbiyALLAH wa ni`mal wakiil, ni`mal maulaa, wa ni`mal nashiir" Cukuplah hanya ALLAH, Sebaik-baik Penolong Sebaik-baik Pemimpin dan Sebaik-baik Pelindung....
Dengan Ridha ALLAH, maka arus perjuangan terus mengalir
Membasahi lingkungan sekitar yang dialirinya
Memberikan kesejukan dan menyuburkannya
Membentuk wadi untuk berteduh dan bermesra bersama ALLAH...
Dalam kecemerlangan cahaya akan keindahan Kemudian datanglah perintah untuk berhijrah Demi kebenaran, keyakinan dan iman. "SubhanALLAH wal HamduliLlah, wa Laa Ila ha IllALLAHu wALLAH hu Akbar" Dalam kesulitan perjuangan tak dikenal kesulitan Dalam penatnya perjuangan tak dikenal kelelahan Sementara kerinduan masih menyelimuti dalam penantian Mendambakan Kekasih ALLAH yang terbayang dalam kesulitan Membuat perasaan syahdu, penuh gundah kerinduan dan kasih sayang Membuat perasaan terngiang akan keagungannya Insan pembawa kabar gembira, Risalah ALLAH sang Pemuka alam. Alunkanlah senandung kegembiraanmu Bersyukurlah kepada ALLAH... Ucapkanlah AlhamduliLlah.... Dialah manusia yang dinanti Yang menyuarakan kalimat Tauhid dengan penuh keikhlasan...
Waktu ke waktu terus bergulir
Tutur kata atas wahyu ALLAH terus disebarkannya kepada ummat manusia
Meresapkan risalah dan keimanan ke dalam kalbu
Menetapkan kekuatan dan menghapus keragu-raguan
Membangun kebesaran Daulah ALLAH
Bagaikan seorang penjaga taman
Dia memelihara bunga-bunga itu dengan penuh rasa kasih
Disayangi dan direngkuhnya dalam siraman ruhaniah
Dijaga dan disemaikannya dengan penuh kebijaksanaan
Sehingga bunga-bunga merekah dalam suasana kebahagiaan yang memancar dari dalam
Tercermin dalam ungkapan keikhlasan dan kepatuhan
Ya RABB, Limpahkanlah RahmatMU kepada Junjungan kami
Yang menuntun kami, yang menumbuhkan keIslaman dalam diri kami
Yang memperkenalkan diri ini dengan Rahmat dan Kasih SayangMU
Ya RABBi, Yaa Rahman, Yaa Rahim,
Yaa Ghaniy, Yaa Mughni, Yaa Shamad...
Dialah RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم, Muhammad bin `AbdiLlah Pemilik sifat-sifat paling sempurna Yang sabar dalam cobaan Yang teguh dalam pendirian Yang istiqamah dalam kebenaran Yang tabah dalam ujian Yang ikhlas atas segala ketetapan Yang mencintai dan dicintai Oleh ALLAH, keluarga, dan ummatnya Yang adil dalam perlakuan Yang luhur dalam perangai Yang terpuji dalam budi pekerti Yang terjaga dari kesalahan Yang dimenangkan dalam kebenaran yang hakiki Yang dibebaskan dari segala belenggu Yang tindakannya hanya berdasar pada Titah ALLAH semata Maulidannabiyyi mubarak Maulidannabiyyi mubarak...
SubahanALLAH walhamdulillah
wa Laa ila ha IllALLAHu wALLAHu Akbar
SubahanALLAH walhamdulillah
wa Laa ila ha IllALLAHu wALLAHu Akbar
Maha Suci ALLAH... Maha Besar ALLAH...
Tetapkanlah hati kita dalam Tuntunan ILlahi
Kuatkanlah diri kita dalam jejak Rasul ILlahi
Bukalah mata hati, bercerminlah pada diri
Kerasnya hati, runtuhkan dengan tangisan penyesalan
Hitamnya hati, sinari dengan kalimat ketauhidan
Congkaknya diri, basuh dengan renungan akan ketiadaan
Bersukacitalah dalam kelahirannya....
Luapkanlah dalam ungkapan fitrah
Dalam bentangan Laa Ila ha IllALLAH, Muhammadun RasuluLlah...
Karya nan indah : Akhina fiLlah as-Saqqaf
اللهم صل على سيدنا محمد
وأنزله المنزل المقرب منك يوم القيامة
اللهم صل على روح سيدنا محمد في الأرواح
وعلى جسده في الأجساد وعلى قبره في القبور
بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
الله تعالى أعلم بالصواب والحمد لله رب العالمين
Link asal
http://ukhti27.blogspot.com/2010/02/zikral-maulidur-rasul.html
Buat sahabat2 ikram sekalian. Sempena sambutan Maulud Rasul ada baiknya kita bersama- sama muhasabah diri kita, menilai sejauh mana kita mengenal Rasulullah SAW, sebuah sosok yang mulia sepanjang masa. Jika pada suatu ketika, kita begitu arif berbicara mengenai tokoh- tokoh yang kita cukup kagumi, mahupun figura- figura yang cukup kita cintai, ayuh menilai diri kita sejauh mana pula kita mengenal Kekasih ALLAH, yang telah mewariskan kemuliaan terhadap diri kita pada hari ini. Jika pada suatu ketika kita mampu menangis menyoroti suka- duka kehidupan figur- figur yang kita muliakan, ayuh kita menilai diri kita pada hari ini, adakah hati kita terasa bergetar kesayuan pabila menyusuri kisah suka duka Penghulu Nabi, yang telah mengharung memori- memori pedih demi untuk kemuliaan kita pada hari ini.
Adakah kita umat yang berterima kasih kepada Baginda pabila bibir kita masih berat untuk mengungkapkan selawat ke atas Baginda?
Apakah kita umat yang berjiwa halus, pabila masih mampu bergelak- tawa di zaman yang telah kehilangan contoh ikutan?
Apakah kita umat yang berada di atas jalan yang selamat, pabila sunnah- sunnah yang begitu disukai baginda hanya jadi bahan sindiran dan terus- menerus dipinggirkan?
Serban dan jubah Muhammad itu di mana pada pakaian kita?
Peribadi tulus nan indah cerminan baginda itu di mana pada akhlak kita?
Kehalusan adab terhadap ALLAH dalam rintihan- rintihan baginda itu di mana letaknya dalam hati kita?
Bergetarkah rasa hati kita pabila didendangkan kisah- kisah duka perjalanan hidup baginda?
Berbungakah hati kita pabila mendengar khabar- khabar gembira daripada bibir Baginda?
Tersenyumkah kita pabila mendengar lantunan kisah- kisah indah budi pekerti Baginda?
Selami jauh ke dalam hati kita, siapakah sebenarnya Baginda dalam diri kita juga dalam kehidupan kita? Adakah Baginda hanya sekadar tokoh yang hanya menjadi kisah- kisah yang diabadikan dalam kitab- kitab sejarah, ataupun Baginda kekal hidup dalam hati dan sanubari kita?
Wahai sahabat- sahabat sekalian. Bersikaplah risau terhadap diri sendiri, adakah pada suatu hari nanti di hari akhirat, baginda mengenali diri kita sebagai umatnya? Adakah kita kelak termasuk dalam golongan- golongan yang mendapat syafaat drpd Baginda di atas cinta dan kasih kita terhadap baginda? Adakah kita termasuk dalam kalangan mereka- mereka yang dimuliakan, meneguk air telaga kauthar dari tangan baginda sendiri?
Tidak sempurnalah cinta jika masih tidak mengenali. Tidak sempurnalah pengenalan andai masih enggan mencari. Tidak akan muncul keghairahan untuk mencari andai masih lena dibuai mimpi...
Ya Ilahi, pimpinlah kami menuju kebenaran melalui rindu dan kasih kami pada penghulu segala Nabi, Kekasih-Mu....
SALAM MAULUD NABI buat warga IKRAM sekalian... Sama- sama kita panjatkan selawat dan salam buat junjungan besar, RASULULLAH SAW.
Semoga dengan kecintaan kita pada Rasulullah, mewasilahkan rasa cinta kita kepada ALLAH yakni sebuah cinta yang sentiasa kekal abadi.
Semoga kita dihimpunkan pada suatu hari kelak bersama dengan yang dicintai...
Terik panas matahari membakar padang Arafah. Khemah- khemah putih berselerakan membentuk noktah- noktah kecil di lereng Jabal Rahmah.
Al- Qushwa, unta yang berbulu putih, melangkah gagah membawa baginda Rasulullah SAW yang juga bepakaian gamis serba putih. Unta itulah yang membawa Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah. Unta itu jugalah yang menjadi tunggangan di dalam medan- medan peperangan.
Tiba- tiba tubuh Rasulullah bergetar dan keringat meluncur deras. Malaikat Jibrail datang menyampaikan wahyu:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku untukmu dan telah Ku- redhai Islam itu agamamu”
Rasulullah Al-Amin dengan wajah masih pucat menatap khemah- khemah putih yang bertaburan. Sembilan puluh ribu umatnya sedang tekun menjalankan ibadah haji. Hati baginda berbunga rasa bahagia. Ini adalah petanda perjalanan kerasulannya telah samapi ke kemuncaknya. Dan sempurnalah kini kebenaran yang dibawanya, semua itu tersimpul kukuh dalam Islam yang diturunkan melalui Baginda.
Namun, di dalam kegembiraan itu, Baginda menyimpan sececah rasa duka. Ada sesuatu yang tersirat di sebalik busyro yang baru tiba....
Kecemasan itulah yang mengiringinya Rasulullah di dalam haji Wida’ ( haji perpisahan). Tetapi kecemasan itu disimpan jauh di dalam lubuk hati baginda. Tiada seorang pun yang ketara akannya. Wajah baginda yang berser- seri, hanya mengukir ketenangan dan kegembiraan.
Baginda lalu mengumpulkan para sahabat sabdanya:
“Saudara- saudaraku, para Sahabat tercinta. Inginkah kalian mendengar berita gembira?”
Seluruh sahabat membenarkan serentak.
“
Jibrail telah datang kepadaku. Dan ia tidak akan datang lagi menyampaikan wahyu, sebab agama kita telah sempurna. Islam telah diredhai sebagai agama yang haq di sisi Allah SWT.”
Benar- benar berita yang menggembirakan. Agama Allah telah telah lengkap! Islam telah sempurna! Seluruh sahabat riang gembira. Rasulullah juga tersenyum teubatlah kini segala susah payah mereka. Terbayar sudah segala curahan keringat dan pengorbanan dalam menegakkan agama ALLAH itu.
Tetapi berbeza dngan sikap Saidina Abu Bakar As Siddiq. Wajahnya tiba- tiba muram, kelopak matanya mula basah digenangi air. Dia pulang ke rumahnya dengan muka sembab dan mata yang basah. Para sahabat memandang hairan. Mereka menyusul Abu Bakar ke rumah. Mereka menjumpai As Siddiq itu termenung seorang diri. Lalu seorang sahabat bertanya:
“Alangkah anehnya keadaanmu, sahabat. Kami semua sukacita mendengar agama kita telah sempurna, tetapi sebaliknya engkau berduka?”
Saidina Abu Bakar tetap tunduk. Wajahnya tetap basah dengan deraian air mata. Dengan suara terputus- putus dia berkata:
“Tidakkah kalian sedar malapetaka sedang tergantung di atas kepala kita?”
“Malapetaka? Malapetaka apakah itu wahai sahabatku?” tanya sahabat.
Abu Bakar menjawab,
“tahukah kalian apakah di sebalik berita gembira itu?”
Para Sahabat hanya membisu. Abu Bakar menyambung, “
Tidakkah kalian sedari, bahawa jika sesuatu itu telah mencapai kesempurnaan... Yang akan datang selanjutnya adalah kekurangan!”
Para sahabat mula dilanda rasa cemas. Jantung mereka berdebar- debar.
“Tidak lama lagi para isteri nabi akan menjadi janda. Andak dan cucu baginda akan menjadi yatim. Dan kita akan kehilangan pemimipin yang mulia,” sambungnya.
“Ya Allah....” tiba- tiba seluruh sahabat tersentak. Sungguh tidak terduga oleh mereka, sejauh itu pengamatan Abu Bakar.
Masing- masing dilanda rasa cemas dan bingung. Tidak tergambarkan oleh mereka, bagaimana andainya mereka harus berpisah dengan Rasulullah tercinta.
Untuk menghilangkan segala kekalutan yang bergayat di hati, para sahabat lalu sepakat menemui Rasulullah. Mengharapkan penjelasan Baginda, agar apa yang mereka bimbangkan itu hanyalah sangkaan semata- mata.
Ketika sampai di rumah Rasulullah, mereka disambut oleh baginda dengan senyuman gembira. Hampir lenyap segala kegundahan mereka apabila memandang wajah Rasulullah yang bagaikan bulan purnama.
Namun suasana kembali hening. Masing- masing tidak berani mengajukan persoalan.
“
Berita apakah yang kalian bawa wahai Sahabatku?” tanya Rasulullah.
Akhirnya salah seorang sahabat lalu bertanya, “Ya Rasulullah, apakah benar engkau akan meninggalkan kami tidak lama lagi?”
“Siapakah yang mengatakan itu?” tanya Baginda.
“Abu Bakar As- Siddiq Ya Rasulullah,” jawab seorang sahabat.
Rasulullah tersenyum lalu berkata,
“
Ya, Abu bakar tidak keliru... Sesungguhnya, Abu Bakar amat peka orangnya.”
Seluruh yang hadir tebungkam mendengar Rasulullah itu. Kata- kata itu bagaikan menggoncang Gunung Uhud dan seluruh Jazirah Arab. Ia menggegar hati para Sahabat yang kini sudah tidak kuasa membendung air mata mereka.
“
Para Sahabatku tercinta. Aku tahu kalian semua mengasihi Muhammad B. Abdullah , Nabimu, Pemimpinmu, saudaramu, sekaligus bapamu. Namun tidak tahukah kalian bahawa kasih Allah kepadamu adalah jauh lebih kekal. Tidak tahukah kalian bahawa pertemuan dengan sesama manusia di dunia ini tidak kekal abadi? Tetapi persekutuan dengan Allah dalam Iman dan Taqwa akan mempertemukan kita semua. Ingatlah, seseorang itu akan dibangkitkan kelak di Hari Qiamat dan dikumpulkan dengan sesiapa saja yang dicintainya di dunia ini.”
Jadi perpisahan itu hanya sementara. Hanya terpisah kerana datangnya ajal. Sesudah itu akanberjumpa lagi selama- lamanya di alam baqa’. Apabila hati seiman dan sekeyakinan, tidak ada maut atau qiamat sekalipun yang mampu memisahkan.
Ya Rasulullah...
Kami akan tetap
Menyuburkan cinta
Dan rindu kami padamu
Kerana kami ingin tetap bersamamu....
Oleh: Ahmad Yani Manaf.
Diambil dari kolum “intim” dalam majalah Dunia Baru Bil 3, Ogos 1995.
SYUKUR kepada Allah kerana dengan limpahan anugerah dan kasih sayang-Nya, kita dapat menikmati nikmat Islam, mengecapi manisnya iman dan menghayati indahnya ihsan. Syukur kepada Allah kerana mengutuskan kepada kita seorang Rasul pembawa risalah kerahmatan sehingga kita dapat mengecapi nikmat-nikmat ini hingga ke hari ini.
Tetapi kemanisan dan keistimewaan nikmat dan limpahan ini tidak akan dapat benar-benar kita rasai tanpa menghayati Islam melalui pintu dan manhaj ‘Hubb‘ atau cinta dan kasih-sayang.
Jika dalam kesempatan yang lepas kita mengimbau keagungan cinta Allah yang menjadi asal segala cinta, marilah pula kita membicarakan tentang cinta Rasulullah SAW yang perlu dijadikan bekal dan azimat bagi umat dalam mengharungi kehidupan ini.
Alangkah bertuahnya umat ini kerana dikurniakan seorang Rasul yang memiliki cinta agung yang tulus dan sejati terhadap umatnya. Baginda SAW mengungkapkan cintanya dengan ungkapan-ungkapan cinta yang paling murni dan sejati, termasuklah cinta seorang ayah kepada anaknya, seperti sabdanya,
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Sesungguhnya diriku bagi kalian bagaikan seorang ayah bagi anaknya.” (riwayat al-Darimi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jika para bapa yang lain lebih banyak berjasa memelihara kebajikan material yang tidak kekal sifatnya, Rasulullah adalah bapa paling mithali dan paling layak menerima segala darjah kebesaran dan pujian kerana Baginda juga adalah bapa yang membelai dan menyubur jiwa dan roh umatnya agar berjaya di sini dan di alam abadi.
Hidup dan matinya sentiasa tamak menghulurkan kasih sayang, inginkan kebaikan dan kesejahteraan untuk anak-anaknya, sentiasa merasa berat melihat kesusahan yang ditanggung oleh umatnya dan sentiasa tamak berusaha memberikan petunjuk kepada mereka agar mereka terselamat daripada lubuk kesesatan dan kerosakan.
Allah SWT menjelaskan kecintaan dan keprihatinan Baginda ini melalui firman-Nya dalam surah al-Taubah ayat 128. Malah Rasulullah pernah bersabda:
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesungguhnya perumpamaanku dengan umatku seperti seorang lelaki yang menyalakan api, lalu datang serangga dan kelkatu mengerumuni api itu. Maka aku berusaha menjauhkan kalian dari terkena api itu, sedangkan kalian sentiasa ingin mendekati api itu. (riwayat Bukhari dan Muslim).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa sahaja yang dilakukan dan difikirkan oleh Baginda semata-mata demi umatnya sehingga Baginda tidak reda seorang pun umatnya terjerumus ke neraka.
Diriwayatkan oleh Muslim dalam sahihnya daripada Abdullah ibnu ‘Amru ibnu al ‘As berkata: Pada suatu ketika, Rasulullah SAW membaca firman Allah mengenai Nabi Ibrahim as:
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Wahai Tuhanku! Berhala-berhala itu telah menyebabkan kesesatan yang banyak di antara umat manusia. Oleh itu, sesiapa yang menurutku (dalam Islam yang menjadi peganganku) maka dia adalah dari golonganku; dan sesiapa yang menderhaka kepadaku (dengan menyalahi agamaku), maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani (kiranya dia insaf dan bertaubat). (Ibrahim: 36)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kemudian Baginda SAW membaca pula perkataan Nabi Isa as iaitu dalam surah al-Maidah ayat 118.
Setelah itu, Nabi mengangkat kedua tangannya dan berdoa sambil menangis: Ya Allah! Umatku! Umatku! Lalu Allah berfirman kepada Jibril as, “Wahai Jibril! Pergilah kamu kepada Muhammad – sememangnya Allah lebih Mengetahui – tanyalah kepadanya apa yang menyebabkan dia menangis.” Maka Jibril as menemui Nabi SAW, lalu bertanya kepada Baginda SAW dan Baginda mengkhabarkan kepada Jibril as sebab tangisannya. Maka Allah berfirman kepada Jibril as, “Pergilah kamu menemui Muhammad dan katakanlah kepadanya bahawa Allah berfirman kepadanya: “Sesungguhnya Kami akan membuatkan engkau reda pada umat engkau dan Kami tidak akan menyakiti (mendukacitakan) engkau dalam urusan umat engkau.
Menurut Imam Nawawi, hadis ini menunjukkan kesempurnaan sifat kasih Nabi SAW terhadap umatnya, keprihatinan Baginda terhadap kemaslahatan dan keadaan mereka. Ia juga menerangkan tentang kebesaran kedudukan Nabi SAW di sisi Allah dan betapa besarnya kelembutan Allah terhadap hamba-Nya. Pengutusan Jibril as kepada Baginda SAW menzahirkan lagi ketinggian kedudukan Baginda di sisi Allah di tempat yang teratas sehingga Baginda dimuliakan dengan diberikan kepadanya apa yang disukai dan diredainya. (Sohih Muslim bi Syarh Imam al Nawawi jilid 2 H: 438)
Rasulullah utamakan umatnya
Sifat kasih yang mendalam menyebabkan Baginda sentiasa mengutamakan umatnya, tidak mahu umatnya menanggung kesusahan dan segala beban umatnya rela ditanggung sendiri oleh Baginda SAW. Rasulullah SAW bersabda:
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku lebih utama bagi orang-orang yang beriman daripada diri mereka sendiri. Sesiapa dari kalangan kaum Mukminin yang meninggal dunia meninggalkan hutang maka ke ataskulah tanggungjawab melangsaikan hutangnya. Sesiapa dari kalangan mereka yang meninggalkan harta, maka ia adalah bagi warisnya. (riwayat Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, al-Nasai dan Ibnu Majah). Bahkan, Allah telah berfirman mengenainya sebagai mana dalam surah al-Ahzab ayat 6.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ulama menyatakan, Nabi SAW adalah lebih utama daripada diri mereka sendiri kerana diri mereka mengajak mereka kepada kerosakan, sedangkan Baginda SAW mengajak mereka kepada keselamatan dan kesejahteraan.
Nabi SAW juga mengambil berat tentang keadaan umatnya dan sentiasa mendoakan mereka. Diriwayatkan oleh al-Bazzar daripada Aisyah berkata:
Tatkala saya melihat Nabi SAW berada dalam keadaan baik, saya berkata, “Wahai Rasulullah! Doakanlah untuk saya.” Rasulullah SAW pun mendoakan, “Ya Allah! Ampunilah dosa Aisyah yang terdahulu dan yang terkemudian, yang tersembunyi dan yang terang.” Mendengarnya, Aisyah ketawa gembira sehingga kepalanya jatuh ke ribanya kerana terlalu gembira. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Adakah doa saya menggembirakan kamu?” Aisyah menjawab, “Kenapa tidak, saya begitu gembira dengan doamu itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah! Inilah doa yang saya panjatkan untuk umat saya dalam setiap solat.”
Rasulullah SAW juga menyimpan doa mustajabnya untuk dijadikan sebagai syafaat bagi umatnya pada hari yang paling penting dan sukar iaitu Hari Kiamat. Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahawa Nabi SAW bersabda:
Setiap nabi mempunyai doa yang mustajab. Maka setiap nabi bersegera memanfaat doa itu. Tetapi aku menyimpankan doa itu sebagai penolong untuk umatku pada Hari Kiamat. (riwayat Muslim dalam kitab al Iman)
Rasulullah adalah duta Allah SWT bagi menyampaikan mesej kasih sayang, dan Baginda telah pun melaksanakan amanah tersebut dengan sempurna. Kasih sayang itu telah pun diterjemahkan dalam segala perbuatan dan perkataan Baginda.
Rasulullah SAW menghulurkan kasih sayangnya, tanpa mengira warna kulit dan agama seseorang, hatta benda-benda tidak bernyawa mengecapi nikmat cinta Baginda. Baginda SAW sentiasa menyuruh bersifat belas dan kasih dan membenci kekerasan dan kekasaran.
Diriwayatkan daripada Aisyah ra bahawa orang-orang Yahudi menemui Nabi SAW, lalu mengucapkan: “Kecelakaan ke atas kamu.” Rasululah SAW bersabda: “Dan ke atasmu juga.” Lalu Aisyah mencelah: “Semoga kecelakaan ditimpakan ke atas kalian juga, laknat Allah dan juga kemurkaan-Nya ke atas kalian.” Rasulullah bersabda: “Perlahan-lahanlah, wahai Aisyah! Berlemah-lembutlah kamu dan janganlah kamu berkasar.”Aisyah berkata: “Apakah kamu tidak mendengar apa yang mereka ucapkan?” Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar apa yang aku katakan? Aku telah pun membalas ucapan mereka. Maka doaku itu dimustajabkan dan doa mereka tidak diperkenankan.” Jelas dalam situasi sebegitupun cinta yang mendalam dalam diri Rasulullah menghalangnya daripada berlebihan dalam membalas kejahatan.
Maka tepatlah Allah telah menggelarkan Baginda sebagai rahmat kepada seluruh alam dan sebagai yang amat pengasih kepada umatnya. Allah SWT telah berkenan mengurniakan kepada Baginda dua daripada nama-nama-Nya yang agung iaitu Ra’uf (Orang yang bersifat belas) dan Rahim (Orang Yang Penyayang).
Di dunia, Nabi SAW sentiasa berusaha memberi keringanan kepada umatnya. Maka Baginda SAW bersabda: “Sekiranya tidak berat ke atas umatku, nescaya aku memerintahkan mereka supaya bersugi pada setiap kali hendak melakukan solat.” Manakala di akhirat, Rasulullah SAW bersabda: “Umatku! Umatku!" Ketika itu, manusia sibuk mendapatkan pertolongan para Nabi sedangkan mereka pula sibuk memikirkan nasib diri mereka. Tetapi Nabi Muhammad sibuk memikirkan umatnya bukan dirinya.
Justeru, wajiblah bagi kita menyaksikan kemuliaan Baginda dalam setiap nikmat yang diterima oleh seorang Muslim kerana Baginda SAW adalah pembuka jalan-jalan kebaikan untuk kita dan menzahirkan bagi kita jalan-jalan yang mulia.
Rasulullah menghulur cinta bukan untuk dibalas tetapi untuk diteladani. Meneladani cinta Baginda SAW membawa bahagia hingga ke syurga. Orang yang berakal dan mempunyai hati yang sejahtera, menghargai pemberian dan kasih sayang yang diberikan kepadanya dengan sebaik mungkin dan membalas kasih sayang dengan kasih sayang serta ketaatan yang tidak berbelah bahagi.
Para sahabat adalah orang yang paling hebat kecintaannya terhadap Baginda SAW, maka mereka adalah orang yang paling sempurna ikutannya terhadap sunah Baginda. Bagi mereka melaksanakan perintah Baginda SAW merupakan suatu kebahagiaan yang tidak mengenal erti jemu, lemah dan malas.
Cinta Rasulullah SAW juga unggul kerana ia merentasi tempat dan zaman hingga meliputi umatnya yang tidak pernah bersua dengannya mahupun keluarganya atau sahabatnya.
Diriwayatkan bahawa pada suatu hari Baginda bersabda yang maksudnya, “Bertuahlah sesiapa yang melihatku dan beriman padaku.” Mendengar sabdanya ini mungkin kita umatnya yang datang kemudian agak sedih dan terkilan kerana tidak turut terangkum dalam sabdaannya itu. Tetapi alangkahnya terhibur hati kita apabila mendengar Rasulullah menyambung lagi sabdanya dengan bersemangat, “Bertuahlah, dan bertuahlah, dan bertuahlah, sesiapa yang tidak melihatku dan beriman padaku.”
Begitulah sekelumit paparan keunggulan cinta Rasulullah kepada umatnya yang sebenarnya telah melemahkan segala kalam dan lisan. Insya-Allah, minggu hadapan ruangan ini akan mengimbau bagaimana selayaknya kita membalas cinta Baginda.
Dipetik dari Panel Penyelidikan Yayasan Sofa
Negeri Sembilan
Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Syabas dan tahniah diucapkan kepada ahli kelab I.K.R.A.M yang telah berjaya menjayakan program Kembara Mahasiswa yang ke-12 untuk semester ini.
'Hijau Bumi Tuhan' adalah tema bagi program Kembara 12 pada kali ini.Tema ini sangat sesuai dengan lokasi yang dipilih iaitu di Nur Lembah Lenggong,Perak. Lokasi ini dikelilingi hutan dan ladang kelapa sawit yang sangat luas dan telah membekalkan udara yang sangat nyaman ditambah pula dengan deruan air Sungai Perak yang merupakan sungai kedua terpanjang di Semenanjung Malaysia(400km).Seramai 28 peserta telah menghadiri program ini termasuk seorang pengiring iaitu Encik Zaini,Penasihat Kelab P'CES.Ribuan terima kasih diucapkan kepada beliau kerana sudi mengiringi kami untuk Kembara 12 ini.
Perjalanan ke sana mengambil masa selama tiga jam dan kemudian kami semua terpaksa berjalan kaki sepanjang dua kilometer(2km) lebih untuk sampai ke lokasi tersebut memandangkan pemandu bas tidak berani mengambil risiko untuk melalui jalan ladang kelapa sawit yang tidak rata. Dengan beg yang berat dan tenaga yang ada, kami semua tetap bersungguh-sungguh berjalan kaki untuk sampai ke lokasi.
Setelah penat berjalan,akhirnya kami sampai di tapak perkhemahan.Pertama sekali kami diberikan penerangan tentang tempat tersebut dan kemudian dikehendaki memasang khemah masing-masing. Setelah selesai membersihkan diri dan solat, bermulalah aktiviti pertama kami iaitu ice breaking.Setiap kumpulan dikehendaki mencipta logo dan sorakan kumpulan masing-masing. "Everybody...aookk!! Gambatte..banzaii!! Banzaii...arigato,haip!!baik punya!!" , "tan tan tun keladi we-we.. "," kome smart ke??" , "Jagalah hati,jangan kau kotori.. "," haaa...tu dia!!" antara ayat-ayat yang tercipta malam tu.Macam-macam ada.. Memang best and enjoy lah.Semua peserta sporting habis.
Setelah mempunyai rehat yang secukupnya,kami semua bangun dengan penuh cergas untuk menjalankan aktiviti seterusnya. Selesai bersenam dan sarapan, kami semua bersiap sedia untuk aktiviti berakit pula. Sebelum berakit, setiap peserta dibahagikan kepada tiga kumpulan dan setiap kumpulan dikehendaki membuat rakit masing-masing.Ini merupakan kali pertama saya berakit dan terasa agak takot kerana tidak tahu berenang langsung. Tapi dengan penuh kepercayaan saya berikan pada life jacket safety untuk melakukan aktiviti ini. Bagi saya aktiviti ini amat memerlukan kerjasama yang tinggi dan berani apabila menghadapi situasi yang berbahaya misalnya apabila terlanggar batu.Perasaan panik terutamanya harus dibuang jauh. Selepas berakit selama dua jam,kami semua dibenarkan bermandi-manda di sungai tersebut.
Petang tu kami meneruskan aktiviti dengan sesi permainan true and dare.Dari aktiviti tu saya dapat bertanya apa saja soalan pada senior dan kawan-kawan.Macam-macam cerita suka dan duka yang saya dengar dari ahli kumpulan saya.Namun,semua cerita itu haruslah disimpan sebagai rahsia antara ahli kumpulan saya.Saya juga dapat mengenali secara lebih mendalam tentang ahli kumpulan saya melalui aktiviti ini.
Seterusnya adalah aktiviti yang ditunggu oleh semua peserta saya rasa iaitu flying fox.Kami berterbangan merentasi Sungai Perak.Memang takut sangat.Terasa nervous bila nak buat flying fox itu. Namun,keyakinan dan kepercayaan terhadap diri dan tali yang tergantung itu sangat tinggi dan ditambah pula dengan perasaan ingin cuba sesuatu yang baru telah berjaya membantu saya mengatasi perasaan takut tu. Dalam takut pun saya berjaya membuat dua pusingan jugak..lalala~
Pada malamnya sesudah solat dan makan malam, kami meneruskan aktiviti dengan malam kebudayaan.Setiap kumpulan perlu membuat persembahan masing-masing. Tema bagi malam kebudayaan ini adalah 'Hijau Bumi Tuhan'.Ada kumpulan yang membuat lakonan, bersajak, berseloka dan sebagainya. Bermacam-macam gelagat dan aksi dapat dilihat dari senior dan junior. Masing-masing memberikan kerjasama yang baik untuk menjayakan persembahan mereka. Perasaan malu dan egois dapat disingkirkan melalui aktiviti ini. Gelak tawa memenuhi ruang dewan pada malam itu.Semua peserta enjoy and sporting habis pada malam tu.
Selesai sudah malam kebudayaan tu, kami meneruskan aktiviti Nite Trekking.Sebelum memasuki hutan,pihak yang mengambil alih aktiviti pada malam itu iaitu Cik Man (nama gelaran) memberi briefing terlebih dahulu tentang pantang larang didalam hutan dan keadaan tempat tersebut.Kebanyakan peserta sudah mula rasa takut apabila mendengar cerita dan pengalaman dari Cik Man.Tepat pukul 12.05 pagi kami semua dibawa berjalan merentasi dan meneroka hutan tersebut.Kami berjalan dalam keadaan yang sangat gelap gelita tanpa lampu suluh atau lampu jalan dan hanya bergantung pada cahaya bulan pada malam itu.Disaat itu,saya terfikir sejenak begitu lah keadaan orang buta yang berjalan tanpa dapat melihat apa-apa dan hanya bergantung pada tongkat yang dimiliki.Begitu tabah mereka mengharungi dugaan dan cabaran itu.Saya rasa sangat bersyukur pada Allah SWT kerana meminjamkan saya sepasang mata dan memberi peluang untuk saya melihat dunia yang serba indah ini.Subhanallah..ketika sedang berjalan-jalan saya terpandang langit yang dipenuhi dengan bintang-bintang.Speechless.Keindahan yang dilihat itu tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Langit kelihatan cantik yang teramat sangat.
Posted on the December 15th, 2009 under Berita, Tempatan, Unik by johnjimat
Semasa bekerja di Queen Mother Library, saya diminta untuk melayan seorang pengunjung, warga emas Scottish. Walaupun saya menjangkakan yang umur beliau sudah mencecah umur 70-an dan sudah bertongkat, tetapi datuk Scottish ini kelihatan cerah fizikal dan akal.
Semasa menguruskan kad keahlian perpustaan beliau, banyak soalan diajukan kepada saya. Antara yang amat menarik perhatian saya ialah:
Are you jawi people.. errr I mean from Malaya?
Yes I am from Malaya. We call our country now as Malaysia.
How do you have a good English (Latin character) writing?
Because simply Id been grown up by this.
Ohh dear me, I thought Malayan people are still using this Arabic or Quranic font to write their language. I still remember its called jawi, and even a lot of people call your people as jawi.
Rupa-rupanya pakcik itu, seperti ratusan bahkan mungkin ribuan lagi warga British yang lain, pernah berkhidmat menjajah Tanah Melayu suatu masa dahulu. Beliau terkejut kerana tulisan jawi sudah tidak lagi digunakan secara meluas di negara kita, sedangkan semasa beliau bertugas di negara kita sepanjang sekitar tahun 40-50an, tulisan jawi digunakan secara meluas. Bahkan beliau sendiri boleh mengingati beberapa huruf arab/jawi.
Sepanjang pemerhatian saya, kebanyakan warga emas di Malaysia lebih fasih membaca tulisan jawi berbanding tulisan rumi. Mana tidaknya, itulah dia tulisan rasmi sewaktu mereka di bangku persekolahan. Arwah abah saya sendiri, yang pernah menjadi salah seorang pegawai atasan Telekom, banyak mencatat di dalam jawi. Arwah atuk saya, melanggan akhbar Utusan Melayu yang kini telah dipusarakan. Bahkan, pemasyhuran kemerdekaan pada tahun 1957 turut ditulis di dalam tulisan jawi. Itu belum ditelek lagi dokumen perjanjian perdagangan antara Raja-raja Melayu dengan pedagang dan penjajah Portugis, Belanda dan Inggeris lagi.
Ketika pendita Zaba telah memberikan nafas baru kepada tulisan jawi dengan karya agungnya Rahsia Tulisan Jawi, agak malang kerana anak-anak didik penjajah berkulit sawa matang telah mentalkinkannya di dalam sistem pendidikan. Permulaan kepada pengakhiran tulisan jawi, ialah selepas perlaksanaan Akta Bahasa 1963 ketika mana tulisan rumi telah dijadikan tulisan rasmi di dalam urusan kerajaan khususnya di dalam sistem pendidikan. Apa yang berlaku di negara kita pada waktu tersebut ialah duplikasi sekularisasi daripada negara Turki, setelah kejatuhan khilafah Uthmaniyyah, antara keutamaan anak didik penjajah ketika itu ialah melatinkan tulisan Turki yang asalnya menggunakan huruf Arab.
Team Kuasa100
Daripada wujudnya kelas jawi di sekolah rendah, akhirnya jawi terkubur di dalam buku teks subjek Pengajian Islam sahaja. Kesannya, ialah generasi muda yang merangkak-rangkak membaca jawi dan yang sedihnya, menjejaskan kelancaran bacaan al-Quran mereka. Ya saya akui ada perdebatan akademik mengenai adakah tulisan jawi membantu bacaan al-Quran, akan tetapi itu bukan soal pokok yang ingin saya bincangkan di sini.
Akhbar tulisan Urdu di UK
Di United Kingdom, saya rasa kagum dengan bagaimana orang-orang Pakistan dan India yang ramai bermigrasi di sini memelihara tulisan Urdu mereka supaya sama dengan tulisan Arab. Anak-anak muda mereka masih lagi lancar menulis di dalam tulisan Urdu, walaupun bersekolah Inggeris, dan hidup pun gaya British. Mereka masih mampu menerbitkan surat khabar di dalam tulisan Urdu di negara sekular ini, dan ianya dibaca secara meluas. Pergilah sahaja ke masjid, atau ke kedai halal, anda akan dapat melihat tulisan Urdu.
Cuma alhamdulillah ketika pemerintahan Tun Abdullah dengan slogan Islam Hadharinya, beliau telah menggagaskan j-Qaf. Pada peringkat awal, saya pun tidak tahu apakah yang dimaksudnya dengan j-Qaf. Rupa-rupanya, ia adalah merupakan satu cubaan untuk menyuntik nafas baru di dalam subjek Jawi, Quran, Arab dan Fardhu Ain (singkatannya ialah j-Qaf). Ramai rakan-rakan sepengajian saya di Mesir bekerja sebagai guru j-Qaf di sekolah kerajaan. Ketepikan khilaf politik, didoakan agar usaha itu boleh mengembalikan kegemilangan tulisan jawi.
Dan tidak cukup dengan itu sahaja, generasi saya, iaitu generasi mak abah kepada anak-anak moden perlu sedari awal mendidik anak-anak kita dengan tulisan Arab. Pendedahan awal akan memastikan mereka lancar membaca al-Quran apabila dewasa nanti. Tulisan jawi bagi saya amat membantu penguasaan bahasa Arab dan al-Quran.
Justeru, ketika Pendita Zaba telah berusaha merekaya tulisan jawi dengan karya Rahsia Tulisan Jawinya, maka janganlah kita menjadi generasi yang merahsiakan tulisan jawi di dalam pusaranya.
Link asal: http://berita-harian-online.com/penjajah-terkejut-tulisan-jawi-dikuburkan/
Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang setia mengikuti perkembangan I.K.R.A.M.
Sedar ataupun tidak, bulan pertama untuk semester ini telah pun berlalu. Alhamdulillah, dengan bantuan dariNya, persatuan I.K.R.A.M sekali lagi berjaya menyempurnakan sebuah program yang mampu membangunkan anak bangsa Melayu. Lebih membanggakan, untuk program ini, para peserta bukan sahaja terdiri daripada kalangan bangsa Melayu, tetapi bangsa Cina dan India juga turut terlibat. Pada 5 hingga 7 Februari lalu, berlokasi di Chemor, Perak, 1001 kenangan telah terpaut dihati melalui program motivasi jemputan SMK Dato Hj Mohd Taib :)
SMK Dato Hj Mohd Taib... Saya masih ingat saat pertama saya memandang sekolah ini dari tingkap bas yang dipenuhi fasilitator-fasilitator program. Pada saat itu, saya terpandang pagar sekolah mereka. Tergantungnya sebuah banner yang menyatakan bahawa sekolah tersebut telah memenangi tempat pertama dalam pertandingan mural peringkat kebangsaan, saya ulangi, peringkat KEBANGSAAN. Satu pencapaian yang sukar dikecapi namun kejayaan berjaya dijunjung oleh mereka. Siapa kata sekolah luar bandar tidak mampu berjaya? Kejayaan SMK Dato Hj Mohd Taib ini sedikit sebanyak dapat mencerminkan kualiti yang ada dalam diri setiap pelajar mereka.
Selama tiga hari dua malam di sekolah ini, segala pengalaman, cabaran, dugaan, kegembiraan, keseronokan dan pelbagai perasaan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata dilalui oleh para urusetia, fasilitator mahupun pihak peserta sendiri. Saya mampu katakan andai program ini merupakan salah satu Program Semarak/Simfoni Kasih (PSK), inilah PSK terbaik yang pernah dijayakan oleh pihak I.K.R.A.M kerana kami bukan sahaja memberi malah kami menerima. Banyak yang kami pelajari dari pengalaman mengendalikan program motivasi jemputan ini. Terima kasih SMK Dato Hj Mohd Taib.
Pujian juga harus diberikan kepada para urusetia serta fasilitator program yang telah bertukus lumus dalam memastikan kejayaan program ini. Cabaran dan dugaan yang dihadapi berjaya diharungi bersama. Cabaran inilah yang membantu kita untuk mematangkan diri. Sesungguhnya pengalaman itu tidak dapat mengajar seseorang sekiranya tidak dilaluinya sendiri. Saya juga bangga dengan kesungguhan yang ditonjolkan oleh pihak urusetia dan fasilitator dalam memastikan program ini berjaya sekaligus membantu untuk meningkatkan jati diri para peserta iaitu para pengawas atau pemimpin SMK Dato Hj Mohd Taib. Sesungguhnya, ikatanlah yang menguatkan kita, tanpa ikatan dan kepercayaan serta semangat kerjasama tidak mungkin sesuatu kerja dapat dilaksanakan dengan jayanya.
Saya masih teringat senyuman manis yang dilemparkan oleh para pemimpin SMK Dato Haji Mohd Taib pada hari terakhir kami disana. Walaupun masa kami disana sangat singkat, senyuman, pelukan dan ciuman yang mereka berikan kepada kami menggambarkan perasaan cinta dan sayang mereka kepada urusetia dan fasilitator I.K.R.A.M. Pada saat-saat akhir kami disana, kami semua bersama-sama melakukan 'salam semut'. Semua peserta yang terdiri daripada kaum Melayu, India dan Cina bersalaman dengan para urusetia, fasilitator, pelajar tingkatan enam serta para guru dengan perasaan yang penuh sebak. Wajah girang dicampur dengan tangisan selamat tinggal memenuhi atmosfera dewan SMK Dato Hj Mohd Taib. Disini juga saya dapat merasakan semangat satu bangsa, satu Malaysia yang ditonjolkan oleh para pemimpin SMK Dato Hj Mohd Taib. Tidak ada seorangpun pelajar Cina atau India yang menolak 'salam semut' saya walaupun ini bukanlah adat kebiasaan yang mereka amalkan dalam kehidupan seharian mereka. Sejujurnya, saya kagum dengan sifat keterbukaan mereka. Tahniah para pemimpin SMK Dato Hj Mohd Taib kerana manyahut cabaran perdana menteri kita dalam merealisasikan impian 1 MALAYSIA.
Tengah harinya, sebelum kami berangkat ke UiTM Pulau Pinang, Cikgu Mariam, guru disiplin SMK Dato Hj Mohd Taib telah menghidangkan kami nasi ayam briyani dan sate kajang di restoran suaminya sebagai tanda terima kasih beliau kepada kami kerana telah menjayakan program untuk anak-anak didiknya. Makanan yang dihidangkan tersangatlah enak dan menyelerakan. Terima kasih Cikgu Mariam, kerana menjamu kami dengan hidangan yang sangat enak. Saya pasti akan berkunjung ke sana semula suatu hari nanti.
Saya berharap agar program ini mampu mengubah para pengawas SMK Dato Haji Taib untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat dan mampu mengharungi setiap rintangan yang tiba. Kata orang, perubahan tidak akan terhasil dengan perkataan, perubahan itu terhasil dengan perbuatan. Para pemimpin SMK Dato Haji Taib, semoga anda semua mampu menjadi pemimpin yang berjaya pada hari ini di masa hadapan.
Akhir kata, pengalaman adalah guru terbaik bagi seorang manusia. Jadikan pengalaman kita hari ini sebagai sumber rujukan di masa hadapan.
Para guru berpuas hati,
Para pelajar mahu kita datang lagi.
Syabas para urusetia dan fasilitator program motivasi jemputan SMK Dato Haji Taib!
Semoga berjumpa lagi dalam program-program I.K.R.A.M yang akan datang.
Yang Benar,
.the typewriter.